Mengidentifikasi Hal-Hal Penting dalam Penulisan Skripsi,
utamanya Penulisan Proposal :
Masalah substantif:
Permasalahan substantif sebenarnya lebih mudah diatasi daripada permasalahan non-substantif. Permasalahan ini biasanya terkait dengan pemilihan tema, proses penelitian, teknik analisa data, metodologi, dan sebagainya.
Masalah non-substantif:
Penulisan skripsi lebih banyak terkendala oleh permasalahan yang non substantif. Permasalahan itu bisa timbul dari keluarga, permasalahan dana, masalahan psikologi, masalah teknis terkait dengan proses pembimbingan, dan sebagainya. Namun, permasalahan non-substantif tersebut juga bisa mendorong percepatan menulis skripsi. Misalnya, ketika banyak teman yang sudah menyelesaikan skripsi. Beban moral kepada orang tua yang sudah bersusah payah memeras keringat demi membiayai kita juga bisa menjadi dorongan tersendiri.
Terkait dengan prosedur izin, sebenarnya hanya bisa menjamin informasi yang bersifat permukaan. Penggalian data dari narasumber membutuhkan keterampilan. Apabila mengahadirkan sebuah pro dan kontra maka kajian tersebut harus seimbang alias cover both side. Hal ini membutuhkan seni, menimbulkan kesan imperatif dengan penggunaan analogi-analogi—menyampaikan kebenaran dengan seni. Kiat lainnya, penyampaian data bisa juga dengan re-frame melalui wacana disekitarnya.
Kiat Pribadi Nara Sumber:
Menulis skripsi sebaiknya tidak dilakukan sendirian. Teman dan komunitas salah satunya bisa sangat membantu kita menemukan insprirasi melalui berbagai diskusi. Meskipun dalam hal ini skripsi tetap menjadi sebuah karya yang mandiri.
Bersemangat dalam menulis skripsi didahului dengan suatu pemikiran bahwa skripsi adalah sesuatu yang berharga bagi kita. Kita menulisnya sekali seumur hidup. Sebuah perjuagan yang dibayar dengan ongkos emosional yang berat hingga dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah mandiri. Skripsi dapat memutus ketergantungan dalam salah satu fase kehidupan kita. Skripsi menjadi semacam proses bertapa yang bersifat kontemplatif. Mahasiswa diharuskan untuk mulai berpikir bahwa lingkungan tidak lagi menjadi pusat. Kita harus menjaga jarak dengan lingkungan hingga dapat melihat atau bahkan mempermainkan realita. Proses ini memungkinkan kita untuk melihat hal yang sebelumnya tidak tampak.
Tema yang menarik adalah tema yang mungkin dianggap remeh-temeh bagi orang lain, tetapi itu justru menarik bagi kita. Newton bisa menciptakan teori besar hanya karena apel yang jatuh—hal yang sangat remeh bagi orang lain. Pemilihan tema yang unik berkaitan dengan keinginan untuk menjelaskan sesuatu yang besar, tetapi dengan cara yang sederhana. Kajian tentang musik dan politik, misalnya. Tema ini berusaha untuk membongkar tradisi ilmu politik yang pada saat itu banyak berisi kajian-kajian normatif. Tugas penulis adalah mencari tali antara musik dan politik—dua ranah kajian yang sebenarnya sangat luas tapi harus bisa menjelaskan sesuatu. Maka, menulis skripsi membutuhkan selektifitas terhadap data-data yang ada. Segudang data yang ditemukan perlu untuk dipilah dan dipilih mana yang relevan digunakan. Tantangan yang biasa dihadapi dalam proses ini adalah karakter sembarangan yang biasanya melekat pada mahasiswa. Dalam penulisan skripsi, kita dituntut untuk melepaskan karakter tersebut dan berusaha untuk lebih bertanggung jawab.
Masih terkait dengan tema, pengalaman Mbak Nova bisa menjadi salah satu referensi. Pada masanya, kajian akademis mayoritas merujuk pada Islam. Menarik kiranya ketika bisa mengambil hal yang minoritas. Mbak Nova akhirnya mengambil tema tentang Gereja (Khatolik) dan parpol. Proses penulisan skripsi merupakan refleksi dari keseluran kuliah yang telah diterima selaman ini. Proses ini merupakan hal yang unpredictable. Bisa jadi seseorang menuai keraguan di tengah jalan. Kesetiaan pada tema tampaknya menjadi hal penting yang harus diperhatikan.
Pemilihan tema hendaknya juga memperhitungkan keamanan—aman bagi akademis dan aman untuk dikonsumsi publik. Skripsi merupakan karya yang bebas nilai. Ia tidak menyerang atau mendiskreditkan sesuatu. Hal ini membutuhkan kelihaian dalam mengelola argumen, menyajikan data, memilih responden, yang tidak bisa diperlakukan secara sembarangan. Permasalahan ini juga menyangkut porsi, bagaimana sesuatu yang berbahaya itu bisa dijinakkan, bermain sesuatu yang berbahaya tapi bisa berakhir dengan indah.
Pemilihan tema bisa berangkat dari apa yang kita punya. Hal sederhana yang biasa berada di sekitar kita dan biasa kita akrabi dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan tema bisa juga berangkat dari apa yang menyenangkan bagi kita. “Inspirasi bisa muncul kapan saja. Maka, saat ini mulailah dengan memperhatikan setiap realitas. Catatlah hal yang sekiranya menarik. Rangkai catatan tersebut dan baca ulang. Temukan sejuta inspirasi di dalamnya.” Kata Utan menambahkan.
Skripsi pada dasarnya adalah menyusun kepingan realitas dengan alur berpikir tertentu. Penulis diharuskan untuk membuat batasan-batasan terhadap realitas sehingga kajian tersebut tidak terlalu luas dan menghasilkan banyak kesimpulan. Dalam proses penulisannya, permasalahan non-substansi yang biasanya peling menghambat.
Secara teknis menulis skripsi harus disertai dengan prinsip efisiensi. Apabila bisa dijelaskan dengan satu kata, maka tidak perlu dijelaskan dengan satu kalimat. Intinya adalah to the point dan tidak bertele-tele. Efisiensi sekaligus merupakan cara untuk mengasihani dosen yang sudah banyak kesibukan ditambah dengan keharusan untuk membaca skripsi kita.
Pengerjaan skripsi membutuhkan intensitas yang luar biasa. Ia juga membutuhkan pengorbanan besar. Sebagaimana merawat bayi yang membutuhkan intensitas dan konsistensi ekstra. Cara percepatan pengerjaannya, seperti yang diungkapan para nara sumber adalah dengan mengurung diri dalam kamar. Meluangkan waktu sekitar tiga bulan, khusus untuk mengerjakannya. Penulisan skripsi menuntut skala prioritas, disamping harus tetap menjaga komunikasi dengan dosen pembimbing, juga berkomunikasi dengan yang lebih ahli.
Strategi:
- Mulai fokus pada tema yang telah dipilih
- Mulai membangun jaringan dengan nara sumber dan responden, juga dengan orang-orang yang berpengetahuan lebih
- Mulai mengumpulkan data dan bacaan yang terkait dengan tema
- Membuat ¬time line
- Konsisten terhadap pilihan dan apa yang kita kerjakan
- Menjaga komunikasi dan hubungan dengan dosen pembimbing. Semoga beliau sanggup meluangkan waktu untuk kami, disela kesibukannya.
- Terus berdoa, perbanyak ibadah dan tetap berusaha. Meski katanya, skripsi ku bakal susah buat nyari data.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar