Jumat, 06 Maret 2009

nyata-nyata bohong-kebohongan nyata-apa??

23 Februari 2009, Dari seorang teman

“Kenyataan yang Berbohong”
Lihatlah...
Mentari itu tersenyum mesra
Dipagi dengan dunia tak bermahkota
Budak-budak bahagiapun tertawa bersama majikannya
Selongsong peluru tipu bunuh peraduan canda itu
Kala kaki ini injak bayang-bayang
Kala terang jadi musuh untuk petang
Dan...
Cahaya tanpa bintang itu cekik kulit ari,
Matahari dengan bendera siang hambarkan kenyataan
......................................................................
Adalah sebuah keniscayaan bahwa kau adalah sahabatku. Sekarang dan untuk selamanya. Barangkali memang tak banyak yang terceritakan kepadamu. Tentang kehidupan, cinta dan segala rahasia. Aku tak bisa bercerita, Kawan. Saat seseorang itu datang dan berbicara, aku tau raut mukamu akan berubah saat itu. Seraut kekecewaan yang tersirat. Sedikit kegalauan dan berpikir apakah apa yang dikatakannya tentangku adalah benar. Kenyataan yang berbicara, Kawan. Kenyataan tak pernah berbohong kecuali saat kenyataan itu menjadi kata-kata yang keluar dari mulut manusia. Tak mudah bagiku untuk menangkap maksud dari puisimu. Kadang memang kau terlalu menggunakan pilihan kata yang tak senada. Tapi aku suka. Kawan, kenyataan telah berbicara padamu dan aku tak lagi bisa menyembunyikannya darimu. Aku mengerti apa yang berada dalam hatimu. Kuharap tak akan mengubah kita. Satu kalimat yang kau dengar tentu tak akan bisa menggambarkan cerita utuhnya. Atau aku memang yang telah salah. Kita memang tak pernah jujur, bukankah begitu, Kawan? Selamat malam.
.................................................................
6 Maret 2008
# Kurangkai seruan adzan kala fajar berdansa gembira
Bersama kabut serabut
Terbangun mimpi sang tidur meraba mentari di balik serambi.
Ah..
Aku seperti mengenal nyanyian-nyanyian yang berkumandang di antara suara kokok ayam,
Itu lagu Tuhan, perintahkan kita untuk sembahyang akhir dari malam...

## Tak kuhiraukan seruan dan nyanyi itu
Tubuh ini serasa mati
Tertimbun lelah
Tak kuhiraukan sapaan pagi ini
Tubuh ini tak mau bergerak lagi
Terkunci detik-detik hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar