Kamis, 02 September 2010

Malam di Sebuah Beranda

Malam di Sebuah Beranda

Tambah penuh saja. Sajak-sajak saling menyapa. Di beranda ini. Para penyair tak pernah mati. Menyalaki setiap pagi sampai malam hari. Pada paruh pergantian hari. Beranda penuh dengan romantisme dan lirisisme puisi-puisi.

Merekalah para pecandu kata. Aku mengenal kalian hanya lewat ini beranda. Lewat novel dan kumpulan puisi tak terbaca. Menembusi jarak dan udara. Kalian nampang dengan beragam status, gaya foto dan nama-nama. Mengumbar ruh sajak-sajak mengembara. Membiarkan keliaran imaji berlari kemana-mana. Setiap doa setiap cinta. Setiap perjalanan setiap kenangan. Setiap realita setiap mimpi belaka. Para penyair menyeruput hidup lewat syairnya.

Yang tak pernah lepas dari layar. Sajak-sajak bergetar karena rerangkai komentar. Lembar-lembar catatan telah ditandai. Para puisi haus minta ditetesi secangkir apresiasi. Aku akan menunggu panah itu. Menancap di ujung ulu. Ketika takdir sebagai penyair. Perlahan memburu. Menyambutku di depan pintumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar