Pada sebuah perjamuan. Para petani dan nelayan terdampar. Para pejabat duduk mengelilingi meja bundar. Perjalanan meninggalkan ladang dan lautan, mengambang dalam lagu-lagu kenangan dan pidato-pidato seremonial.
Seperti terasing di dunia lain. Mereka tenggelam dalam tumpukan makanan. Lidah-lidah saling bergidik, enggan mencecap udang saus strawberry dan gurame yang disiram saus buah warna-warni. Nelayan tak tidur semalam. Nangkap cumi-cumi untuk digoreng dengan sangat kering bermandi saus asam manis. Petani terjaga semalam. Menuai padi dan sayuran organik yang dihidangkan di sini. Segala yang tak pernah sampai di meja makan mereka sendiri.
Para pelayan restoran masih saja hilir mudik. Menyangga piring-piring saji dengan gunungan penuh sendawa dan basa-basi tawa. Sebentar saja, piring-piring segera kosong. Perut-perut menggembung, menjelma balon udara, menerbangkan mereka. Hingga ke lautan, udang dan cumi tak sempat dicerna ingin segera kembali. Sampai ke ladang-ladang padi, dimana beras ingin menjelma benih, kembali menelusup ke rahim bumi. Perut-perut pecah sudah. Tertusuk jerami-jerami basah.
15 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar