Rabu, 10 Desember 2008

kisah yang marah

tak sangka ini sudah tanggal 26 Agustus 2007

bulan segera berlalu, lalu bagimana dengan kisah-kisah yang terus saja berkelebatan. Minta ditulisakan. Minta dikenangkan dan diabadikan dalam kata-kata. Terus saja kisah itu mengganggu penulis ini. tidurnya tak pernah nyenyak. Selalu diganggu dengan rengekan, tangisan bahkan kisah yang meronta pengen segera dituliskan. Kisah-kisah ini entah kenapa milih penulis pemalas seperti dia. Waktunya banyak terbuang, justru bukan untuk menulis tapi hanya sekedar terbuang percuma tanpa kerja. Kegemarannya hanya tidur, makan, bersantai dan pekerjaan lain yang tak mencerminkan dirinya sebagai penulis. Wajar saja kalau ia justru dikejar-kejar cerita yang mampat dipikirannya. Berhenti sampai hati. Tak menjalar sampai ke jemari dalam kertas dan pena. Sukanya hanya berhenti pada satu kalimat yang menutup rangkaian cerita. Amat panjang tapi hanya dituliskan dalam satu kalimat, satu kata bahkan hanya satu huruf. Penulis pemalas. Kisah-kisah itu seandainya kita bisa memahami meraka, marahlah ia pada si penulis pemalas. Mereka ada untuk dikisahkan, diberitahukan kepada semua orang. Dan ini adalah tugas si penulis. Lalu apa jadinya kalau kisah-kisah ini hanya berlalu begitu saja dimakan waktu. Mereka sangat menyesal kenapa mereka harus ada untuk memberi warna kehidupan manusia. “biarkan semuanya datar tanpa aku.” Pernah kudengar kisah bilang begini saat ia tak dituliskan. Kasihan kalau mereka ada tapi tak berguna. Tak menjadi pelajaran bagi jalan kehidupan berikutnya.

“silakan kalian marah. Aku telah bosan dengan kisah. Rengekan, tangisan dan kelebat kalian dalam tidurku, membuatku benar-benar merasa jengkel. Seandianya bisa, aku akan membunuh kalian sati demi satu. Kukumpulan dan kujadikan alas tidurku. Tenang tanpa pengganggu. Biarkan aku menjadi seperti adanya aku. Tanpa diganggu cerita atau kisah-kisah hidup yang mengharukan seperti itu, yang menyedihkan, yang memberi hikmah atau semacamnya. Aku lelah jadi penulis. Aku akan melepaskan tugas ini. Mulai saat ini aku menyatakan bahwa aku pensiun. Cari orang lain saja untuk menuliskan kalian. Aku telah muak. Mengerti. Pergilah dan jangan ganggu aku!” inilah keputusan akhir si penulis. Silakan saja apabila anda berkenan menggantikan tugasnya. Berat. Mana mula dan mana akhirnya?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar